Minggu, 04 Januari 2009


"THE BEST OF PERFORMANCE"

Sebagai salah seorang yang masuk ke dalam dunia bisnis,industri,dan juga dunia perkantoran,performance adalah hal yang sangat penting dalam segalanya karena sifat ataupun karakter daripada seseorang sendiri dapat dilihat dari penampilan dan cara-cara berbicara,berteman ,berpakaian ,berjalan dan masih banyak lagi yang lainnya yang daripada performance itu dapat memicu dan meningkatkan daripada kinerja dan produktivitas suatu karyawan perusahaan .Performance juga menjadi penentu apakah kita benar-benar telah menjadi karyawan yang profesioanal dalam bekerja dalam bersikap,berpenampilan,berbicara,sesuai dengan prosedure perusahaan yang harus kita terapkan dalam proses operasional kerja kita setiap harinya.
"ABOUT ARTICLE PERFORMS"
Berikut adalah contoh-contoh artikel performance yang baik pada konteks trainning pekerjaan:
Memberikan kontribusi kepada unit kerja dan department masing-masing, serta team lintas department/fungsi.
Mengatasi permasalahan proses di seluruh bagian perusahaan.
Berkomunikasi dengan pihak lain (pelanggan dan suppliers) baik internal maupun eksternal.
Mengukur dan menganalisa indikator performance dan improvement.
Memperbaharui proses yang ada untuk meningkatkan kualitasnya dan mengurangi siklus waktunya.
Mempelajari skills yang luas untuk meningkatkan fleksibilitas.
Mengambil inisiatif dalam mengidentifikasi masalah dan mengusulkan perbaikan.
Turut bertanggung jawab atas kualitas dan produktivitas.
"KIAT KIAT PERFORMANCE SEBAGAI TRAINERS PERUSAHAAN"
Skill saja tidak cukup untuk menjamin performance. Performance muncul dengan adanya usaha bersama. Pemain biola kalau sendirian tidak akan bisa menciptakan bunyi orkestra, instruktur sendiri juga tidak bisa menjamin performance orang-orang yang dilatih. Performance yang berhasil memerlukan empat persyaratan: skills, kesempatan, self-efficacy dan lingkungan mendukung.
Training bisa menjamin skills, tapi tidak bisa menjamin on-the-job performance. Tanggung jawab training/instruktur adalah mengajarkan kepada pekerja segala sesuatu yang perlu mereka ketahui dan bisa kerjakan, termasuk memperkuat self-efficacy. Walau training/instruktur bisa memberikan skills dan self-efficacy, hanya pimpinan/management sajalah yang bisa memberikan kesempatan untuk berperforma, dan hanya pimpinan/management yang bisa memberikan lingkungan yang mendukung. Suka atau tidak, pimpinanlah yang memegang peran kunci untuk menjamin diaplikasikannya hasil training. Pimpinan tidak bisa mengubah peran ini, walau ingin mengubahnya.
Hanya para pimpinan/management yang bertanggungjawab atas on-the-job performance. Pimpinan tidak bisa hanya menyuruh institusi training mentraining pekerja, dan kemudian berharap performance yang sesuai dengan skills baru secara otomatis muncul dalam pekerjaan. Jika performance yang tidak baik disebabkan tidak adanya skills atau self-efficacy, maka training yang bertanggung jawab atas kondisi ini. Tapi jika performance yang buruk disebabkan oleh karena tidak adanya kesempatan untuk berperforma, atau karena lingkungan yang tidak mendorong dan mendukung performance yang baik, pimpinan tidak bisa menyalahkan pekerja atau training. Dalam hal ini, pimpinan yang harus bertanggung jawab.